Sabtu, 08 Februari 2020

Curhat donggggg

Halo semua apa kabar? Kabar baik? Alhamdulillah! Gak baik? Periksalah!
Ngomong-ngomong periksa, setelah sekian lama gak periksa email kaget banget saya ngelihat banyak sampah yang masuk ke tuh akun. Contohnya ada pesan yang bilang tentang orderan saya disalah satu platform belanja online, yang suer tekewer-kewer, saya gak pernah belanja disana!
Setelah saya baca lebih teliti... Ternyata nama akun kami sama -_-
Susah emang punya nama yang pasaran, harusnya emak saya kasi nama Lalisa manoban gitu *plakkk


Hal ini membuat saya takut, kalau-kalau nama saya, akun saya digunakan untuk hal yang tidak baik. Buat orang yang senang melakukan hal itu saya mohon berhentilah, saya orang baik meskipun kadang nyebelin tapi saya hanya ingin hidup dengan tenang...



Ngomong-ngomong soal hidup... (?)
Apa kabar nya mbak Esti kinasih dan mbak Ilana Tan ya?
Kenapa saya jadi ngomongin mereka? Karena saya kangen banget sama karya-karya mereka yang cetar geleder dug dug dug deeeerrrrr membahana!!!!
Memang masih banyak penulis lain yang bagus dan masih aktif menelurkan(?) karya-karya tapiiiiiii dua orang ini punya tempat yang spesial (gak pake telor) di hati saya. Saya pribadi masih menikmati cerita-cerita mereka meskipun untuk novel mbak Esti saya kayaknya udah ketuaan untuk baca novel-novel jenis Teenlit, teman-teman saya yang lain (yang bahkan umurnya ada yang lebih muda dari saya) sudah tidak bernafsu lagi untuk membaca novelnya. Mungkin karena novel mbak Esti punya tempat khusus di hidup saya, karena dari novel-novel beliau saya bisa berkenalan dengan orang-orang yang 'sepemikiran' dengan saya, bisa memiliki teman dan juga musuh(?), yaaa tapi saat itu saya masih muda sekarang saya nggak anggap kamu musuh lagi kok (buat yang tau aja)
Dan mungkin karena novel mbak Esti telah mengisi hari-hari remaja saya dengan penuh khayalan romansa yang sayangnya tak pernah terwujud LOL


Mbak Ilana Tan sendiri juga punya tempat yang sama di hati saya, novel karya beliau adalah novel metropop pertama yang saya beli. Novel beliau membuka mata remaja saya tentang cinta dunia dewasa (dewasa nya bukan dewasa yang ngeue itu ya say), dewasa disini maksud saya ceritanya gak kayak yang ada di novel teenlit yang biasa saya baca.


Sayangnya mbak Esti dan mbak Ilana ini termasuk penulis yang 'Tidak diketahui'

Maksudnya????


Ya mereka gak punya media sosial pribadi yang bisa aku rempongi (kecuali mbak Esti, beliau punya tapi jarang aktif). Ini membuat kita, para fans, jadi menunggu-nunggu tanpa kepastian kapan mereka akan mengeluarkan karya teranyar. Bertahun-tahun saya menunggu lanjutan Jingga Dalam Elegi hingga akhirnya di tahun 2017 (lima atau enam tahun?) saya bisa membaca Jingga Untuk Matahari *internal scream: akhirrrrrrrnyyyaa!!!!* dan eng ing eng masih ada lanjutannya dong dan di 2020 ini..... Masih belum ada kabar kapan Jingga Untuk Sandyakala rilis. Please jangan bikin aku nunggu sampai lima tahun, karena belum tentu saya masih hidup satu menit lagi :'( 
Sedangkan karya Ilana Tan yang teranyar saya baca itu In a blue moon, lima tahun yang lalu (?).
Saya tau membuat sebuah novel tidaklah mudah, karena ide bisa datang dan pergi kayak driver ojek online. Mood bisa bagus bisa jelek, kesehatan bisa baik bisa juga enggak. Maka daripada itu saya mengerti dan paham betul tapi....... Ya sudahlah.
Saya hanya bisa berharap mbak Esti kinasih dan mbak Ilana Tan baik-baik saja di manapun mereka berada, saya sebagai fans akan menunggu dengan sabar.




Sekian curhatan saya yang tidak layak untuk dibaca, mungkin nanti saya akan melanjutkan mereview novel sekuel Cewek!!! Nya Esti kinasih. Tapi nanti ya~ (Nanti mulu lu sher!!! Kayak ada yang mau baca aje)